Kaniini ke Kaniino (Kanini & Kanino)
Di bawah suara samar kepakan sayap peri, aliran hutan adalah rumah bagi kepiting air tawar berukuran kecil. Kakak beradik Kanini dan Kanino hidup damai bersama ayah mereka sementara ibu mereka berada di atas permukaan untuk melahirkan. Namun, saat terjadi badai yang dahsyat, ayah mereka hilang di hilir, jadi saudara kandung tersebut berangkat untuk menemukannya sendiri. Tapi airnya bukannya bebas dari bahaya, dan piranha yang haus daging bisa bersembunyi di balik batu apa pun.
Telur Samurai (Hidup Tidak Akan Kalah)
Di kamar rumah sakit yang dipantau dengan hati-hati, seorang anak laki-laki menggeliat kesakitan hanya karena rasa telur. Namanya Shun, dan dia menderita alergi telur yang parah sepanjang hidupnya. Sebagai seorang anak, Shun ceroboh dan kondisinya membuat frustrasi—seperti ibunya, yang terus-menerus berjuang melawan intoleransi telur dan pengalaman hampir mati. Tapi, melalui ketekunan, Shun belajar untuk hidup terlepas dari banyaknya telur di dunia sekitarnya.
Toumei Ningen (Tak Terlihat)
Pria tak kasat mata memulai harinya yang monoton seperti biasa—dengan mengenakan pakaian dan beban alat pemadam api di pundaknya untuk menjaga tubuhnya yang lapang tetap membumi. Meskipun dia berinteraksi dengan dunia nyata, tampaknya tidak ada yang benar-benar mengakui kehadirannya. Begitulah, sampai dia bertemu dengan orang buta yang baik hati dalam badai besar, yang mungkin menunjukkan kepadanya tujuan dari hidupnya yang terisolasi.